Selokan Mataram merupakan irigasi yang sekaligus menghubungkan antara Kali Progo dan Kali Opak. Masyarakat
lebih mengenal nama populernya Selokan Mataram, meskipun sering di sebut juga
Saluran Mataram , ,dan pernah dikenal dengan nama Kanal Yoshiro, nama ini
diambil dari tokoh Simazu Yoshiro, seorang jenderal besar Jepan.
Selokan Mataram ini terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di bagian melintang dari Barat ke Timur, berhulu di selokan Van Der Wijck yaitu di dusun Macanan, desa Bligo, kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, sampai Tempuran Opak Progo di dusun Randugunting Tamanmartani Kalasan Sleman Yogyakarta. Selokan Mataram memiliki panjang 31,2 km dibangun pada Masa Pendudukan Jepang. Saat itu Pemerintah Jepang sedang gencar menggalakkan Romusha, yang dikenal masyarakat Indonesia dengan Kerja Paksa Romusha, yang tujuannya antara lain untuk mengeksploitasi sumber daya alam Indonesia serta untuk membangun sarana prasarana guna kepentingan perang tentara Jepang.
Kekejaman Romusha membuat Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono IX membuat strategi untuk berusaha menyelamatkan warga Yogyakarta dari kerja paksa Romusha. Beliau melaporkan kepada Jepang bahwa Yogyakarta adalah daerah minus dan kering, di sertai Sri Sultan mengusulkan kepada Jepang agar warga Yogyakarta diperintahkan untuk membangun selokan yang menghubungkan Kali Progo di barat dan Sungai Opak. Selokan tersebut untuk pengairan irigasi pertanian sehingga hasil pertanian nantinya dapat digunakan untuk mensuplai pangan tentara Jepang. Pemerintah Jepang akhirnya menerima gagasan Sri Sultan, sehingga masyarakat Yogyakarta terbebas dari kekejaman Romusha dan disibukkan membuat Selokan Mataram.